:                           Bohong

Bila anda ingin sukses sebagai pemimpin,
atau anda ingin meraih keuntungan baik
keuntungan secara ekonomis ataupun politis,
hanya ada satu kunci sukses: berbohong!

Machiavelli mengingatkan kita semua,
'Buat seorang penipu ulung, selalu ada banyak
orang yang siap ditipu.' Menipu dan berbohong
adalah tekhnik yang paling efektif dalam menguasai
massa. Bila anda bisa menang dengan menipu,
lakukan tipuan. Bila dengan kejujuran anda kalah,
campakkan kejujuran tersebut.

Namun apa sebenarnya kebohongan itu?
Sissela Bok memberi definis yang bagus. Kebohongan
adalah mengkomunikasikan pesan yang dimaksudkan
untuk  menyesatkan orang lain, untuk membuat orang
lain itu percaya apa yang kita sendiri tidak percayai.
Kebohongan bukan saja misinformasi tetapi juga
meliputi segala pernyataan atau perbuatan yang
direkayasa untuk menyesatkan, mengecoh atau
membingungkan.

Lebih celaka lagi, bagi penganut mazhab berbohong
ini, kebenaran adalah kebohongan yang terus menerus
diulang dan diceritakan ribuan kali. Orang yang berbuat
bohong selalu menciptakan ribuan skenario.  Bila satu
skenario gagal, diciptakanlah skenario baru. Begitu seterusnya.
Kebohongan memang hanya dapat dipertahankan
dengan kebohongan lagi. Bila anda ingin berbohong,
ulangi dusta itu ribuan kali. Nati anda akan takjub bahwa
orang-orang akan menganggap itulah kebenaran.

Namun mengapa orang harus berbohong? Orang berbohong
biasanya disebabkan tiga hal, yaitu kebiasaan, kerakusan dan
 kedengkian. Satu saja sebab ini ada pada diri kita, dapat dipastikan
kita pasti gemar berbohong.

Jikalau ada anak dibesarkan dalam keluarga yang biasa
berbohong, dia akan tumbuh sebagai pembohong nantinya.
Jikalau sepasang suami isteri biasa berbohong pada sejawatnya,
satu waktu nanti diantara suami-isteri pun akan saling
membohongi. Kerakusan kita terhadap apa saja, baik itu jabatan,
uang ataupun kenikmatan duniawi lainnya, akan membuat kita
sadar atau tidak sadar menjadi pembohong kelas berat.
Kedengkian, berbarengan dengan permusuhan kepada
golongan lain, mendorong orang untuk menjatuhkan orang
lain itu dengan kebohongan.

Kepada mereka yang suka berbohong, cukuplah tiga ayat
berikut ini:
"....Sesungguhnya Allah tak akan memberikan petunjuk
kepada orang yang keterlaluan dan suka berbohong (QS 40:28);
Kecelakaanlah bagi setiap pembohong yang berdosa (QS45:17);
Sesungguhnya yang berbuat bohong itu hanyalah orang-orang
yang tidak percaya kepada ayat-ayat Allah....(QS 16:105).

Nabi yang mulia mengingatkan para pendusta, 'Pengkhianatan
yang paling besar ialah engkau memberi informasi kepada
saudaramu, yang informasi itu mereka percayai, padahal
engkau sendiri berdusta (Bukhari dan Abu Dawud).

Kepada  mereka yang sering berbohong, ada baiknya kita
sampaikan bahwa lambat laun orang akan menyadari dan
mencium aroma dusta di lidah anda. Perlahan tapi pasti,
setiap orang  akan mendeteksi kebohongan anda. Di saat itu
 terjadi, anda akan terkejut menyadari betapa sempitnya dunia
ini ketika semua orang mengetahui kebohongan anda.
Yang anda bisa lakukan hanyalah berhenti dan bertobat,
atau mencari mangsa baru yang belum tahu siapa anda.
Beruntunglah anda bila memilih yang pertama, dan celakalah
anda bila anda masih saja mencari mangsa baru.

Lebih celaka lagi, adalah mereka yang selalu menjadi korban
kebohongan, namun tidak sadar dan terus memilih anda
sebagai pemimpinnya dan selalu menyediakan ruang bagi
anda untuk terus berbohong.

Muslim yang baik, tak akan jatuh dua kali pada lubang yang sama.