Tersebut di dalam kitab Baidhawi bahawa Nabi saw. bersabda:
"Barang siapa yang mengaji (mempelajari) surah AD-DUHAA
nescaya dijadikan dia daripada jumlah orang yang redha bagi
Muhammad bahawa ia mendapat shyafaat serta sepuluh kebajikan
disuratkan akan dia sebilang-bilangan anak yatim dan orang
yang meminta".
- Demi waktu dhuha
- Dan (demi) waktu malam apabila ia sepi.
- Tuhanmu tidak akan (membiarkan) meninggalkan kamu (ya Muhammad) dan IA tidak benci padamu (sebagaimana dakwaan orang kaum musrikin).
- Dan sesungguhnya keadaan akhir mu lebih baik daripada permulaannya (yakni tiap hari engkau akan bertambah kemuliaan di sisi Allah).
- Dan Tuhanmu akan memberimu sehingga kamu akan redha. (Yakni Allah akan melimpahkan padamu nikmat-Nya sehngga engkau terasa puas dan rela).
- Tidakkah kau dahulu sebagai anak yatim, maka IA (Allah) memeliharamu.
- Dan didapati-NYA engkau tersesat (tercari-cari jalan yang benar) maka (lalu) diberi-NYA hidayat petunjuk.
- Dan didapati-NYA engkau miskin maka (lalu) diberi-NYA kekayaan.
- Adapun terhadap anak yatim maka jangan kau paksanya (berlaku keras terhadapnya).
- Dan terhadap orang yang minta-minta jangan kau hardik.
- Dan terhadap nikmat Tuhanmu hendaknya kau beritakan (jangan sembunyikan).
Setelah turun surah ini Nabi Muhammad saw. merasa sangat gembira lalu bertakbir. Kerana itu jadi sunatlah bertakbir pada akhir suruh ini.
Ibn Mas'ud ra. berkata: Rasulullah berbaring di atas tikar sehingga
tampak bekas tikar itu di pinggangnya, dan ketika ia bangun aku
mengusap pinggangnya sambil berkata kepadanya Ya Rasuhllah
apakah kau dapat mengizinkan kami membuatkan alas di atas tikar
jawab Nabi saw.: "Untuk apa bagiku dunia ini, perumpamaan aku dengan
dunia bagikan seorang yang bepergian berkendaraan berhenti sebentar
bernaung di bawah pohon kemudian ia pergi meninggalkannya".
(HR: Ahmad, Attirmidzi, dan Ibn Majah)