Menyentuh Wanita

Apakah menyentuh wanita membatalkan wudlu ?

Dalam hal ini ada 2 pendapat:

Pendapat pertama : tidak membatalkan wudlu
Hanafi: Menyentuh kulit perempuan ajnabi tidak membatalkan secara mutlak, meski dengan tujuan talazzuz atau merasainya ketika bersentuhan.
Dasar:
"Atau jika kamu (lelaki) menyentuh (laamastum) perempuan." (al-Maidah:6)
a. Hanafi  menafsirkannya laamastum dengan jimak, bukan bersentuhan
b. Rasulullah saw disentuh Aisyah ketika sholat malam, tapi beliau tetap melangsungkan sholatnya (HR Muslim). Demikian pula bahwa Rasulullah saw mencium istrinya kemudian pergi ke masjid dan sholat tanpa wudlu lagi (HR. Ahmad dan Al-Arbaah)

Pendapat kedua :  membatalkan wudlu

Mazhab Syafi'i, hukumnya batal secara mutlak (tanpa syarat). Ini termasuk dengan isteri sendiri.

Mazhab Maliki: Menyentuh kulit perempuan ajanabi (asing/bukan muhrim) membatalkan wudhuk
jika dengan tujuan `talazzuz' (berlazat-lazat), atau mendapat  kelazatan ketika bersentuhan.
Dasar
"Atau jika kamu (lelaki) menyentuh (laamastum) perempuan." (al-Maidah:6)
Mereka menafsirkan laamastum (mulamasah) pada ayat di atas- dengan maksud bersentuhan (al-lams)

Manakala Maliki menghimpunkan hujah-hujah yang dikemukakan oleh ulamak syafi'i dan hanafi.

(lihat: Dr Muhamad Bakar Ismail di dalam al-Feqh al-Wadhih minal Kitab was Sunnah, vol 1, hal 62)