AQIDAH

Aqidah secara etimolog berasal dari 'aqada, yang berarti ikatan, tambatan. Dalam keseharian aqidah bermakna kepercayaan, keyakinan atau keimanan

Aqidah merupakan dasar dibangunnya ajaran Islam. Tanpa aqidah yang kokoh tidak mungkin ditegakkan ajaran Islam baik dalam individu maupun masyarakat.

Pokok-pokok Aqidah atau rukun iman, terdiri dari 6 hal yaitu iman kepada Allah, kepada Malaikat, kepada Kitab, kepada Rasul, kepada Hari Akhir,dan iman kepada taqdir

Dari ke-6 rukun iman di atas iman kepada Allah SWT merupakan keimanan yang paling mendasar, sebagaimana hadis dari Abu Zar :

"Dan ketahuilah bahwa, awal dari ibadah ialah mengenal ALLAH, bahwa ia yang pertama, sebab segala sesuatu, ......."

MENGENAL ALLAH

Manusia dapat mengenal ALLAH melalaui :

1. Fitrah/naluri,

Yaitu kecenderungan dasar manusia untuk mengenal & membutuhkan Allah(7:172). Hal ini ditunjukkan ketika keadaan kritis manusia ingat Allah (10:12-22)

2. Akal

Dengan merenungi fenomena alam maupun penalaran logis manusia bisa menenal Allah. Banyak argumentasi yang digunakan, misalnya dalil keteraturan, dalil keindahan, dalil kausalitas, dll.

3. Wahyu

Melalui informasi Allah kepada Rasul, yang kemudian disampaikan kepada seluruh manusia (20 :14)

TAUHID

Tauhid yang berarti mengesakan Allah, lawannya adalah Syirk yang berarti menyekutukan Allah. Tauhid memiliki 2 aspek :

1. Tauhid Ilmi (teoritis)

Yaitu pemahaman yang benar mengenai Allah SWT. Tauhid teoritis menjauhkan manusia dari pemahaman yang salah mengenai Allah.

Tauhid memandang Allah sebagai Tuhan Yang Maha Esa. Keesaan Allah meliputi baik Zat-Nya (Tauhid Zati), Sifat-Nya (Tauhid Sifati), dan Perbuatan-Nya (Tauhid Fi'li).

Tauhid Zati berarti bahwa Allah merupakan Tuhan Yang Mutlah (Absolut), Sumber Segala Sesuatu, yang tak memiliki penyerupaan dan pembanding (Distinct). Dan bahwa Dia adalah Pencipta, Wajibul wujud, yang Esa (Unique) QS 112:1-4

Tauhid Shifati berarti bahwa Allah memiliki pelbagai Sifat dan Nama-nama yang Baik (Asmaul-Husna), yang terpelihara dari kelemahan (QS 59:22- 24). Dengan nama-nama itu kita menyeru kepadanya (17:110, 7:180)

Tauhid Fi'li berarti bahwa Allah adalah Penguasa (Rabb) seluruh alam semesta, bahwa semua partikel dan kesadaran bergerak karena kuasa dan kehendak Allah.

Dengan demikian Tauhid menentang segala faham yang menyekutukan Allah (Syirk), baik :

- meniadakan-Nya (Atheis),
- membilangkan-Nya (Politeis, Trinitas dan Dualisme Tuhan),
- Mensifati dengan sifat nisbi seperti beranak, lupa, beristri , dll.
- Menyembah makhluk, seperti matahari, bulan, jin, manusia, dll

2. Tauhid Amali

Sebagai konsekuensi Tauhid Ilmi adalah tauhid amali, yaitu sikap dan perbuatan untuk meng-esakan Allah. Mengesakan Allah dalam sikap dan perbuatan itulah yang disebut ibadah. Ibadah adalah mengikuti perintah/syari'at-Nya. Sedang lawannya adalah ma'syiat, yaitu memuja/memperturutkan selain kepada Allah.

Agar bisa melaksanakan tauhid dalam amal (tauhid amali), manusia harus menundukkan hawa nafsunya agar bisa tunduk kepada syari'at-Nya. Jika tidak mampum maka justru hawa nafsu yang akan menjadi tuhannya (25 : 43, 45 : 23)

Tauhid ini akan membebaskan manusia dari penyembahan kepada makhluk menuju penyembahan kepada Allah SWT semata. Dalam Al-Quran yang disembah selain Allah, sering disebut dengan thaghut (thagha : melampaui batas, tirani).   Toghut/tirani bisa berupa alam (6 :76 -78), berhala (buatan manusia, 16 : 20-22), manusia lain (spt. pemimpin, 33 : 67), tradisi (2 :170), maupun diri sendiri (25 : 43).