Rindu kami padamu, ya Rasul
Rindu tiada terperi
Berabad jarak darimu, Ya Rasul
serasa engkau di sini
Cinta ikhlasmu pada manusia
bagai cahaya suarga
dapatkah kami membalas cintamu
secara bersahaja
(Bimbo)
Malu rasanya menyatakan cinta
kepada dia Kekasih Allah
Karena dia insan mulia
sedangkan diriku insan biasa
Kupujuk jua hati dan rasa
meluahkan rasa cinta membara
di dalam pujian ucapan selawat
tanda penghormatan seorang umat
Selagi upaya kuturuti ajaranya
Apa terdaya kuamalkan sunahnya
Moga di dunia mendapat berkat
Di akhirat nanti beroleh syafaat
karena pribadinya aku terpesona
karena budinya aku jatuh cinta
rinduku padanya tiada terkata
nantikanlah daku di taman surga
.....
(Hijjaz, http://youtube.com/watch?v=oHjiUYvOVH4)
Kerinduan, sekaligus rasa malu. Kerinduan teramat sangat akan kasih, kelembutan, kebijakan, keagungan akhlaq, namun malu merasa diri saya terasa jauh sekali dari sifat-sifat beliau.
Kebanggaan, sekaligus perasaan rendah diri. Kebanggaan karena menjadi bagian dari umat beliau, kekasih Allah, namun merasa rendah diri, karena rasanya tidak ada bisa dalam diri saya yang bisa saya banggakan ke hadapan beliau.
Sebagai tanda kecintaan kepadamu, Ya Rasul. Di bulan Maulid kelahiranmu, dengan segenap jiwa dan raga kami sampaikan hormat dan cinta kami sedalam-dalamnya kepada Mu.
Cinta yang penuh dengan kerinduan.
Cinta yang penuh dengan harapan.
Cinta yang penuh dengan kekaguman.
dan maafkan kami, jika kami masih banyak mengecewakanmu.
Ya Rasul, salam 'alaika
Ya Habib, salam 'alaika
Shalawatullah alaika....
(Wa 'alaa ahlil baitika...)