Surat AL-MUTHAFFIFIEN bermakna Orang yang curang.
Diturunkan di Mekah sebelum hijrah sesudah surah Al-Ankabuut. dan
merupakan surah yang terakhir diturunkan di Mekah sebelum hijrah.
Mengandungi 36 ayat 169 kalimat dan 730 huruf.
Tersebut di dalam kitab Baidhawi bahawa Nabi saw. bersabda
"Barang siapa mengaji surah AL-MUTHAFFIFIEN nescaya dituang
Allah ta'ala akan dia dengan minuman yang bersih yang
termeteri bekasnya".
(Ancaman dengan) neraka wail bagi orang yang mengurankan (dalam
timbangan, sukatan dan sebagainya).
Iaitu (orang yang mengurankan ialah) mereka yang jika menerima
sukatan dari orang lain (untuk dirinya) mereka sempurnakan.
Dan (sebaliknya) jika mereka menukat atau menimbang untuk orang
lain mereka mengurangi.
Apakah mereka tidak menyangka bahwa mereka akan dibangkitkan.
(untuk dihitung segala amal perbuatan mereka itu).
Pada hari (kiamat) yang amat besar (dahsyat, hebat dan ngeri).
Yaitu pada hari bangkitnya semua manusia bagi Tuhan
rabbul alamiin (Tuhan semesta alam. Untuk
diperhitungkan semua amal perbuatan dan dibalas semua
kebaikan dengan pahala sedang segala kejahatan dengan siksa).
Ibn Umar ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda:
"Pada hari ketika bangkitnya semua manusia bagi Tuhan
rabbul alamiin (Tuhan semesta alam) sehingga seseorang akan
tenggelam di dalam peluhnya sampai ke telinga"
(HR: Malik , Bukhari)
Diriwayatkan bahwa di kota Madinah ada seorang yang bernama Abu
Juhainah ia mempunyai dua alat timbangan, satu besar dan satu lagi
kecil. Ketika ia membeli, ia mempergunakan timbangan yang besar
dan apabila menjual ia menggunakan timbangan yang kecil.
Di dalam ayat-ayat ini Allah dengan
neraka wail terhadap orang yang mencuri dalam timbangan,
ukuran dan sebagainya.
Sehingga ditanya Apakah mereka tidak menyangka atau mengira
bahwa mereka kelak akan dibangkitkan untuk mengadap
kepada Allah Tuhan semesla alam dan yang akan membalas segala
kelakuan mereka yang baik maupun yang jahat yang aka dibalas samada
syurga ataupun neraka.
Tidak sepatutnya (mereka melakukan demikian itu), sesungguhnya
kitab (amalan) bagi yang curang (durhaka) berada di Sijjin.
Dan apa jalan kamu mengetahui Sijjin itu?
(Ialah tempat simpanan) buku (catatan) yang nyata
(yang menghimpunkan amalan orang berdosa)
Celakalah pada hari itu bagi orang yang mendustakan .
(Iaitu mereka) yang mendustakan (akan tibanya) hari pembalasan.
Dan tiada yang mendustakan (hari pembalasan itu), melainkan
yang melampaui batas lagi sangat berdosa.
Jika dibacakan kepada mereka ayat-ayat (al-Quran) Kami
mereka mengatakan: Itu semua cerita-cerita dongeng
orang-orang dahulu kala (tiada mereka percaya).
Setelah mengancam orang-orang yang curang dalam dagangan (dengan
mengurankan timbangan)
lalu diperingatkan jangan berbuat sedemikian, sebab bagi orang yang
curang telah dicatat semua perbualannya dalam sijjin, sebuah kitab
yang lerlulis yang mencatat semua amal perbualan kecil atau besar
yang kelak akan diadakan hisab perhitungannya untuk diterimakan
pahala surga atau siksa neraka. Karena itu ancaman yang keras bagi
orang yang mendustakan, dan tidak akan menduslakan ayat-ayat Allah
kecuali mereka yang melampaui batas dan durhaka, yang bila dibacakan
adanya ayat-ayat Allah mereka anggap cerita lama belaka dan tidak
percaya.