Tersebut di dalam kitab Baidhawi bahawa Nabi saw. bersabda:
"Barang siapa yang mengaji (mempelajari) surah AL-GHASYIYAH
maka dikira-kira (dihisab) Allah ta'ala akan dia dengan kira-kira
yang mudah".
Ayat 1 - 16
Ketika Umar bin Alkhatthab r.a. berjalan di depan biasa seorang rahib tiba-tiba ia memanggil "hi Raahib", maka Rahib itu menjenguknya dari atas rumah tingkatnya, tiba-tiba Umar melihat padanya lalu menangis, ketika ditanya: "Mengapakah anda menangis ya Amirl mukminin?" jawabnya: Aku teringat pada ayat: Aamilatun naa shibah, tash laa naa ran haamiyah (ayat 3-4): (Bekerja keras akhirnya masuk neraka yang sangat panas mendidih).
Usamah bin Zaid ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda:
"Perhatikanlah, siapakah yang berkemas untuk mencapai syurga,
sesungguhnya syurga itu tiada bandingannya, tiada susah payahnya.
Demi Tuhan yang mempunyai kaabah, syurga itu cahaya yang
berkiluan, bunga yang bergoyang, gedung yang kukuh kuat, sumber
air yang selalu mengalir, buah yang masak, isteri yang cantik molek,
perhiasan yang banyak, tempat indah dan nikmat kesenangan di tempat
yang tinggi indah."
Sahabat berkata: Kamilah yang berkemas untuk mendapatkannya"
Nabi saw. bersabda: "Katakanlah insya Allah", maka
sahabat berkata: "Insya Allah".
(R. Ibn Majah)
Dalam surat ini Allah menjelaskan suasana di hari kiamat yang akan meliputi semua makhluk, lerutama manusia, sehingga suasana manusia yang merasa rendah hina karena ia dahulu telah beramal dengan susah payah tetapi akhirnya masuk ke dalam jurang neraka yang sangat panas dan jika haus diberi minum air darah-bercampur nanah yang mendidih panas sedang makanannya pun tidak akan mengenyangkan malah akan bertambah seksa karena dahulu ketika di dunia tidak menurut kepada tuntunan nabi yang diutus Allah, hanya mengikut perkiraan akal pikiran sendiri dan pemuasan hawa nafsu syahwat semata-mata.
Di samping itu pada wajah-wajah makhluk yang berseri-seri, yang penuh tanda kesenangan dan kepuasan nikmat, karena puas terhadap amal perbuatan yang telah dilakukannya menurut tuntutan Allah dan Rasul-Nya patuh dan taat pada segala perintah dan larangan sehingga selamatlah ia dari kesesatan dan kebinasaan dunia akhirat, dan kini menghadapi akhirat dengan berbagai nikmat yang telah diwahyukan Allah kepada Nabi Muhammad saw. dalam ayat 10 hingga 15 ini.