1. Berarti: saya memulai membaca al-Fatihah ini dengan menyebut nama Allah. Tiap-tiap pekerjaan yang baik hendaknya dimulai dengan menyebut nama Allah, seperti: makan, minum, menyembelih binatang untuk dimakan dsb. Allah ialah: nama Zat yang Maha Suci, yang berhak disembah dengan sebenar-benarnya; yang tidak membutuhkan mahluq-Nya, tetapi mahluq membutuhkan-Nya. Ar-Rahman (Maha Pemurah): salah satu dari nama Allah, yang memberi pengertian, bahwa Allah melimpahkan karunia-Nya kepada mahluq-Nya, Ar-Rahiim (Maha Penyayang) memberi pengertian, bahwa Allah senantiasa bersifat rahmat yang menyebabkan Allah selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada mahluq-Nya.
  2. Alhamdu (segala puji). Memuji orang adalah karena perbuatannya yang baik yang dikerjakan dengan kemauannya sendiri. Maka memuji Allah berarti: menyanjung-Nya karena perbuatan-Nya yang baik. Lain halnya dengan syukur yang berarti: mengakui keutamaan seseorang terhadap nikmat yang diberikannya. Kita menghadapkan segala puji kepada Allah ialah karena Allah adalah sumber dari segala kebaikan yang patut dipuji.
  3. Rabb (Tuhan) berarti: Rabb yang dita'ati Yang Memiliki, Mendidik dan Memelihara. Lafadz "rabb" tidak dapat dipakai selain untuk Tuhan kecuali kalau ada sambungannya, seperti: rabbul bait (tuan rumah). Aalamiin (semesta alam): semua yang diciptakan Allah yang terdiri dari berbagai-bagai jenis dan macam, seperti: alam manusia, alam hewan, alam tumbuh-tumbuhan, benda-benda mati dsb. Allah Pencipta semua alam-alam itu.
  4. Maalik (Yang Mengusai), dengan memanjangkan "miim" ia berarti: pemilik (yang empunya). Dapat pula dibaca dengan Malik (dengan memendekkan "miim") berarti raja.
  5. Yaumuddin (hari pembalasan): hari yang di waktu itu masing-masing manusia menerima pembalasan amalnya yang baik maupun yang buruk. Yaumuddin disebut juga yaumulqiyaamah, yaumulhisab, yaumuljazaa', dsb.
  6. Na'budu diambil dari kata Ibaadat: kepatuhan dan ketundukan yang ditimbulkan oleh perasaan tentang kebesaran Allah, sebagai Rabb yang disembah, karena berkeyakinan bahwa Allah mempunyai kekusaan yang mutlak terhadapnya.
  7. Nasta'iin (minta pertolongan) diambil dari kata isti'aanah: mengharapkan bantuan untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan yang tidak sanggup diselesaikan dengan tenaga sendiri.
  8. Ihdina (tunjukilah kami), diambil dari kata hidayat: memberi petunjuk ke suatu jalan yang benar. Yang dimaksud ayat ini bukan sekedar memberi hidayah saja, tapi juga memberi taufik.
  9. Yang dimaksud dengan "mereka yang dimurkai" dan "mereka yang sesat" ialah semua golongan yang menyimpang dari ajaran Islam.
  10. Ialah huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan sebagian dari surat-surat al-Qur'an seperti: Alif laam miim, alif laam raa, alif laam miim shaad, dsb. Di antara ahli-ahli tafsir ada yang menyerahkan pengertiannya kepada Allah karena dipandang termasuk ayat-ayat mutasyabihaat, dan ada pula yang menafsirkannya. Golongan yang menafsirkannya ada yang memandangnya sebagai nama surat, dan ada pula yang berpendapat bahwa huruf-huruf abjad itu gunanya untuk menarik perhatian para pendengar supaya memperhatikan al-Qur'an itu, dan untuk mengisyaratkan bahwa al-Qur'an diturunkan dalam bahasa arab yang tersusun dari huruf-huruf abjad. Kalau mereka tidak percaya bahwa al-Qur'an diturunkan dari Allah dan hanya buatan Muhammad saw semata-mata, maka cobalah mereka buat semacam al-Qur'an itu.
  11. Allah menamakan al-Qur'an dengan al-Kitab yang di sini berarti "yang ditulis", sebagai isyarat bahwa al-Qur'an diperintahkan untuk ditulis.
  12. Taqwa yaitu memelihara dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah-Nya; dan menjauhi segala larangan-Nya; tidak cukup diartikan dengan takut saja.
  13. Iman ialah kepercayaan yang teguh yang disertai dengan ketundukan dan penyerahan jiwa. Tanda-tanda adanya iman adalah mengerjakan apa yang dikehendaki oleh iman itu.
  14. Yang ghaib ialah yang tak dapat ditangkap oleh pancaindra. Percaya kepada yang ghaib yaitu mengi'tikadkan adanya sesuatu "yang maujud" yang tidak dapat ditangkap oleh pancaindra, karena ada dalil yang menunjukkan kepada adanya, seperti: Allah, malaikat-malaikat, hari akhirat dsb.
  15. Shalat menurut bahasa Arab "do'a". Menurut istilah syara' ialah ibadat yang sudah dikenal, yang dimulai dengan takbir dan disudahi dengan salam, yang dikerjakan untuk membuktikan pengabdian dan kerendahan diri kepada Allah. Mendirikan shalat ialah menunaikannya dengan teratur, dengan melengkapi syarat-syarat, rukun-rukun dan adab-adabnya, baik yang lahir maupun yang batin, seperti khusyu', memperhatikan apa yang dibaca dsb.
  16. Rezki: segala yang dapat diambil manfaatnya. Menafkahkan sebagian rezki ialah memberikan sebagian dari harta yang telah direzkikan oleh Rabb kepada orang-orang yang disyariatkan oleh agama memberinya, seperti orang-orang fakir, orang-orang miskin, kaum kerabat, anak-anak yatim dll.
  17. Kitab-kitab yang diturunkan sebelum Muhammad saw. ialah kitab-kitab yang diturunkan sebelum al-Qur'an seperti: Taurat, Zabur, Injil dan Shuhuf-shuhuf yang tersebut dalam al-Qur'an yang diturunkan pada para Rasul, Allah memberikan kitab kepada para Rasul ialah dengan memberikan wahyu kepada Jibril a.s. lalu Jibril menyampaikannya kepada Rasul.
  18. Yakin ialah kepercayaan yang kuat dengan tidak dicampuri keraguan sedikitpun. akhirat lawan dunia. Kehidupan akhirat adalah kehidupan sesudah dunia berakhir. Yakin akan adanya kehidupan akhirat ialah benar-benar percaya akan adanya kehidupan sesudah dunia berakhir.
  19. Ialah orang-orang yang mendapat apa yang dimohonkannya kepada Allah sesudah mengusahakannya.
  20. Yakni orang yang tidak dapat menerima petunjuk, dan segala macam nasehatpun tidak dapat berbekas padanya.
  21. Maksudnya: mereka tidak dapat memperhatikan dan memahami ayat-ayat al-Qur'an yang mereka dengar dan tidak dapat mengambil pelajaran dari tanda-tanda kebesaran Allah yang mereka lihat di cakrawala, di permukaan bumi dan pada diri mereka sendiri.
  22. Hari kemudian ialah: mulai dari waktu mahluk dikumpulkan di padang Mahsyar sampai waktu yang tak ada batasnya.
  23. Yakni keyakinan mereka terhadap kebenaran Nabi Muhammad saw lemah. Kelemahan keyakinan itu menimbulkan kedengkian, iri hati dan dendam terhadap Nabi saw, agama dan orang-orang Islam.
  24. Kerusakan yang mereka perbuat di muka bumi bukan berarti kerusakan benda, melainkan menghasut orang-orang kafir untuk memusuhi dan menentang orang-orang Islam.
  25. Maksudnya: pemimpin-pemimpin mereka.
  26. Orang-orang munafik itu -tidak dapat mengambil manfaat dari petunjuk-petunjuk yang datang dari Allah, karena sifat-sifat kemunafikan yang bersemi dalam dada mereka. Keadaan mereka digambarkan Allah seperti pada ayat tsb. diatas.
  27. Walaupun pancaindra mereka sehat mereka dipandang tuli, bisu, dan buta oleh karena tidak dapat menerima kebenaran.
  28. Keadaan orang-orang munafik itu, ketika mendengar ayat-ayat yang mengandung peringatan, adalah seperti orang yang ditimpa hujan lebat dan petir. Mereka menyumbat telinganya karena tidak sanggup mendengar peringatan-peringatan al-Qur'an itu.
  29. Maksudnya pengetahuan dan kekuasaan Allah meliputi orang-orang kafir.
  30. Ialah segala sesuatu yang disembah disamping menyembah Allah seperti berhala-berhala, dewa-dewa dsb.
  31. Ayat ini merupakan tantangan bagi mereka yang meragukan kebenaran al-Qur'an itu tidak dapat ditiru walaupun dengan mengerahkan semua ahli sastera dan bahasa karena ia merupakan mu'jizat Nabi Muhammad saw.
  32. Kenikmatan di surga itu adalah kenikmatan yang serba lengkap, baik jasmani maupun rohani.
  33. Diwaktu turunnya ayat 73 surat 23 (al-Hajj) yang didalamnya Allah menerangkan bahwa berhala-berhala yang mereka sembah itu tidak dapat membuat lalat, sekalipun mereka kerjakan bersama-sama, dan turunnya ayat 41 surat al-Ankabuut yang di dalamnya Allah menggambarkan kelemahan berhala-berhala yang dijadikan oleh orang-orang musyrik itu sebagai pelindung sama dengan lemahnya sarang laba-laba.
  34. Disesatkan Allah berarti: bahwa orang itu sesat berhubung keingkarannya dan tidak mau memahami petunjuk-petunjuk Allah.
  35. Sebenarnya terjemahan "Hakim" dengan "Maha Bijaksana" kurang tepat, karena arti "Hakim" ialah: yang mempunyai hikmah. Hikmah ialah penciptaan dan penggunaan sesuatu sesuai dengan sifat, guna dan faedahnya. Di sini diartikan dengan "Maha Bijaksana" karena dianggap arti tsb. hampir mendekati arti "Hakim".
  36. Sujud di sini berarti menghormati dan memuliakan Adam, bukanlah sujud memperhambakan diri, karena sujud memperhambakan diri itu hanyalah semata-mata kepada Allah.
  37. Pohon yang dilarang Allah mendekatinya tidak dapat dipastikan, sebab al-Qur'an dan Hadits tidak menerangkannya. Ada yang menamakan pohon khuldi sebagaimana tsb. dalam surat Thahaa ayat 120, tapi itu adalah nama yang diberikan oleh syaitan.
  38. Adam dan Hawa dengan tipu daya syaitan memakan buah pohon yang dilarang itu, yang mengakibatkan keduanya keluar dari surga, dan Allah menyuruh mereka turun ke dunia. Yang dimaksud dengan "syaitan" di sini ialah iblis yang disebut pada ayat 34 surat al-Baqarah diatas.
  39. Maksud keadaan semula ialah kenikmatan, kemewahan dan kemuliaan hidup dalam surga.
  40. Tentang beberapa kalimat (ajaran-ajaran) dari Allah yang diterima oleh Adam sebagian ahli tafsir mengartikan dengan kata-kata untuk bertaubat.
  41. Israil ialah sebutan bagai Nabi Ya'qub. Bani Israil ialah turunan Nabi Ya'qub; sekarang terkenal dengan bangsa Yahudi.
  42. Janji Bani Israil kepada Allah ialah: bahwa mereka akan menyembah Allah dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, serta beriman kepada Rasul-rasul-Nya diantaranya Nabi Muhammad saw sebagaimana yang tersebut dalam Taurat.
  43. Di antara yang mereka sembunyikan itu ialah: Allah akan mengutus seorang Nabi dari keturunan Ismail yang akan membangun umat yang besar di belakang hari, yaitu Nabi Muhammad saw.
  44. Yang dimaksud ialah: shalat berjama'ah dan dapat pula diartikan: tunduklah kepada perintah-perintah Allah bersama orang-orang yang tunduk.
  45. Bani Israil yang telah diberi rahmat oleh Allah dan dilebihkannya dari segala umat ialah nenek moyang mereka yang berada di masa Nabi Musa as.
  46. Syafa'at: usaha perantaraan dalam memberikan sesuatu manfaat bagi orang lain atau mengelakkan sesuatu mudharat bagi orang lain. Syafa'at yang tidak diterima disisi Allah adalah syafa'at bagi orang-orang kafir.
  47. Waktu Nabi Musa as. membawa Bani Israil ke luar dari negeri Mesir menuju Palestina dan dikejar oleh Fir'aun, mereka harus melalui laut Merah sebelah utara. Maka Allah memerintahkan kepada Musa memukul laut itu dengan tongkatnya. Perintah itu dilaksanakan oleh Musa hingga belahlah laut itu dan terbentanglah jalan raya di tengah-tengahnya dan Musa melalui jalan itu sampai selamatlah ia dan kaumnya ke seberang. Sedang Fir'aun dan pengikut-pengikutnya melalui jalan itu pula, tetapi di waktu mereka berada dit tengah-tengah laut, kembalilah laut itu sebagaimana biasa, lalu tenggelamlah mereka.
  48. Anak lembu itu dibuat mereka dari emas untuk disembah.
  49. "Membunuh dirimu" ada yang mengartikan: orang-orang yang tidak menyembah anak lembu itu membunuh orang yang menyembahnya. Ada pula yang mengartikan: orang yang meyembah patung anak lembu itu saling bunuh membunuh, dan ada pula yang mengartikan: mereka disuruh membunuh diri mereka masing-masing untuk bertaubat.
  50. Maksudnya: melihat Allah dengan mata kepala.
  51. Karena permintaan yang semacam ini menunjukkan keingkaran dan ketakaburan mereka, sebab itu mereka disambar halilintar sebagai azab dari Allah.
  52. Yang dimaksud dengan "mati" di sini menurut sebagian mufassirin ialah: mati yang sebenarnya, dan menurut sebagian yang lain ialah: pingsan akibat sambaran halilintar.
  53. Salah satu nikmat Allah kepada mereka ialah: mereka selalu dinaungi awan di waktu mereka berjalan di panas terik padang pasir. Manna ialah: makanan manis sebagai madu. Salwa ialah: burung sebangsa puyuh.
  54. Maksudnya menurut sebagian ahli tafsir: menundukkan diri.
  55. Ialah sebanyak suku Bani Israil sebagaimana tsb. dalam surat al-A'raaf ayat 160.
  56. Shabiin ialah orang-orang yang mengikuti syari'at Nabi-nabi atau orang-orang yang menyembah bintang atau dewa-dewa.
  57. Orang-orang mu'min begitu pula orang-orang Yahudi, Nasrani dan Shabiin yang beriman kepada Allah termasuk beriman kepada Muhammad saw, percaya kepada hari akhirat dan mengerjakan amal shaleh, mereka mendapat pahala dari Allah.
  58. Ialah perbuatan yang baik yang diperintahkan agama Islam, baik yang berhubungan dengan ibadah atau tidak.
  59. Hari Sabtu ialah hari yang khusus untuk beribadat bagi orang-orang Yahudi.
  60. Sebagian ahli tafsir memandang ini adalah sebagai perumpamaan, artinya hati mereka menyerupai hati kera, karena sama-sama tidak menerima nasehat dan peringatan. Pendapat Jumhur mufassirin ialah mereka betul-betul berobah menjadi kera, hanya tidak beranak, tidak makan dan minum, dan hidup tidak lebih dari tiga hari.
  61. Surat ini dinamai surat Al-Baqarah (Sapi Betina) karena mengandung kisah penyembelian sapi.
  62. Hikmat Allah menyuruh menyembelih sapi ialah supaya hilang rasa penghormatan mereka kepada sapi yang pernah mereka sembah.
  63. Karena sapi yang menurut syarat yang disebutkan itu sukar diperoleh, hampir mereka tidak dapat menemukannya.
  64. Menurut jumhur mufassirin ayat ini ada hubungannya dengan peristiwa yang dilakukan oleh seorang dari Bani Israil. Masing-masing mereka tuduh-menuduh tentang siapa yang melakukan pembunuhan itu. Setelah mereka membawa persoalan itu kepada Musa as. Allah menyuruh mereka menyembelih sapi betina agar orang yang terbunuh itu hidup kembali, dan menerangkan siapa yang membunuhnya setelah dipukul dengan sebagian dari tubuh sapi itu.
  65. Yang dimaksud ialah: nenek moyang mereka yang menyimpan Taurat, lalu Taurat itu dirobah-robah mereka, diantaranya sifat-sifat Nabi Muhammad saw yang disebut dalam Taurat itu.
  66. Sebagian Bani Israil yang mengaku beriman kepada Nabi Muhammad saw itu pernah bercerita kepada orang-orang Islam, bahwa dalam Taurat memang disebutkan tentang kedatangan Nabi Muhammad saw. Maka golongan lain menegur mereka dengan mengatakan: "Mengapa kamu ceritakan hal itu kepada orang-orang Islam sehingga hujjah mereka bertambah kuat?".
  67. Kebanyakan bangsa Yahudi itu buta huruf, dan tidak mengetahui isi Taurat selain dari dongeng-dongeng yang diceritakan oleh pendeta-pendeta mereka.
  68. Ayat ini berkenaan dengan orang Yahudi di Madinah pada permulaan Hijrah. Yahudi Bani Quraizhah bersekutu dengan suku Aus, dan Yahudi dari Bani Nadhir bersekutu dengan orang-orang Khazraj. Antara suku Aus dan Khazraj sebelum Islam selalu terjadi persengketaan dan peperangan yang menyebabkan Bani Quraizhah membantu Aus dan Bani Nadhir membantu orang-orang Khazraj. Sampai antara kedua suku Yahudi itu terjadi peperangan dan tawan menawan, karena membantu sekutunya. Tapi jika kemudian ada orang-orang Yahudi yang tertawan, maka kedua suku Yahudi itu bersepakat untuk menebusnya kendatipun mereka tadinya berperang-perangan.
  69. Maksudnya: kejadian Isa as. adalah kejadian yang luar biasa, tanpa bapak, yaitu dengan tiupan Ruhul Qudus oleh Jibril kepada diri Maryam. Ini termasuk mu'jizat Isa as. Menurut jumhur mufassirin, bahwa Ruhul Qudus ialah malaikat Jibril.
  70. Maksudnya: kedatangan Nabi Muhammad saw yang disebut dalam Taurat dimana diterangkan sifat-sifatnya.
  71. Maksudnya: Allah menurunkan wahyu (kenabian) kepada Muhammad saw.
  72. Maksudnya: mereka mendapat kemurkaan yang berlipat ganda yaitu kemurkaan karena tidak beriman kepada Muhammad saw dan kemurkaan yang disebabkan oleh perbuatan mereka dahulu, yaitu membunuh nabi, mendustakannya, merobah-robah isi Taurat dsb.
  73. Maksudnya: kepergian Musa as. ke bukit Thur yang terletak di Sinai, sesudah di datangkan kepadanya mu'jizat-mu'jizat.
  74. Perbuatan jahat yang mereka kerjakan ialah menyembah anak sapi, membunuh nabi-nabi dan melanggar janji.
  75. Maksudnya: mintalah agar kamu dimatikan sekarang juga.
  76. Maksudnya: kitab-kitab sihir.
  77. Syaitan-syaitan itu menyebarkan berita-berita bohong, bahwa Nabi Sulaiman menyimpan lembaran-lembaran sihir (Ibnu Katsir).
  78. Para mufassirin berlainan pendapat tentang yang dimaksud dengan "dua orang malaikat" itu. Ada yang berpendapat mereka betul-betul malaikat dan ada pula yang berpendapat: orang yang dipandang saleh seperti Malaikat dan ada pula yang berpendapat, dua orang jahat yang pura-pura saleh seperti Malaikat.
  79. Bermacam-macam sihir yang dikerjakan oleh orang Yahudi, sampai kepada sihir untuk mencerai-beraikan masyarakat, seperti mencerai-beraikan suami-istri.
  80. "Raa'ina" berarti: sudilah kamu memperhatikan kami. Di kala para shahabat menghadapkan kata ini kepada Rasulullah, orang Yahudipun memakai kata ini dengan digumam seakan-akan menyebut "Raa'ina", padahal yang mereka katakan adalah "Ru'uunah" yang berarti: kebodohan yang sangat, sebagai ejekan kepada Rasulullah. Itulah sebabnya Allah menyuruh supaya shahabat-shahabat menukar perkataan "Raa'ina" dengan "Unzhurna" yang sama juga artinya dengan "Raa'ina".
  81. Para mufassirin berlainan berpendapat tentang arti "ayat", ada yang mengartikan ayat al-Qur'an, dan ada yang mengartikan mu'jizat.
  82. Maksudnya: keizinan memerangi dan mengusir orang Yahudi.
  83. Ath-Thabari menyebutkan bahwa ayat ini turun berkenaan dengan suatu kaum yang suatu ketika tidak dapat mengetahui arah kiblat yang tepat, sehingga mereka shalat ke arah yang berbeda-beda.
  84. Maksudnya: tidak merobah dan menta'wilkan al-Kitab sekehendak hatinya.
  85. Maksudnya: umat yang semasa dengan Bani Israil.
  86. Maksudnya: dosa dan pahala seseorang tidak dapat dipindahkan kepada orang lain.
  87. Ujian terhadap Nabi Ibrahim as. di antaranya: membangun Ka'bah, membersihkan Ka'bah dari kemusyrikan, mengorbankan anaknya Ismail, menghadapi raja Namrudz dll.
  88. Allah telah mengabulkan do'a Nabi Ibrahim as., karena banyak di antara rasul-rasul itu adalah keturunan Nabi Ibrahim as.
  89. Ialah tempat berdiri Nabi Ibrahim as. di waktu membuat Ka'bah.
  90. Di antaranya menjadi: imam, rasul, banyak keturunannya menjadi Nabi, diberi gelar khalilullah.
  91. "Shibghah" artinya celupan. "Shibghah Allah": celupan Allah yang berarti iman kepada Allah (agama) yang tidak disertai dengan kemusyrikan.
  92. "Syahadah dari Allah" ialah persaksian Allah yang tersebut dalam Taurat dan Injil bahwa Ibrahim as. dan anak cucunya bukan penganut agama Yahudi atau Nasrani dan bahwa Allah akan mengutus Muhammad saw.
  93. Maksudnya ialah: orang-orang yang kurang pikirannya sehingga tidak memahami maksud pemindahan kiblat.
  94. Di waktu Nabi Muhammad saw berada di Mekkah di tengah-tengah kaum musyrikin beliau berkiblat ke Baitul Maqdis. Tetapi setelah 16 atau 17 bulan Nabi berada di Madinah di tengah-tengah orang-orang Yahudi dan Nasrani beliau disuruh oleh Allah untuk mengambil Ka'bah sebagai kiblat, terutama sekali untuk memberi pengertian bahwa dalam ibadat shalat itu bukanlah arah Baitul Maqdis dan Ka'bah itu menjadi tujuan, tetapi menghadapkan diri kepada Allah. Untuk persatuan umat Islam, Allah menjadikan Ka'bah sebagai kiblat.
  95. Umat Islam dijadikan umat yang adil dan pilihan, karena mereka akan menjadi saksi atas perbuatan orang yang menyimpang dari kebenaran baik di dunia maupun di akhirat.
  96. Maksudnya ialah Nabi Muhammad saw. sering melihat ke langit mendo'akan dan menunggu-nunggu turunnya wahyu yang memerintahkan beliau menghadap ke Baitullah.
  97. Mengenal Muhammad saw yaitu mengenal sifat-sifatnya sebagai yang tsb. dalam Taurat dan Injil.
  98. Maksudnya: Aku limpahkan rahmat dan ampunan-Ku kepadamu.
  99. Ada pula yang mengartikan: "Mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan shabar dan shalat".
  100. Yaitu hidup dalam alam yang lain yang bukan alam kita ini, di mana mereka mendapat kenikmatan-kenikmatan di sisi Allah, dan hanya Allah sajalah yang mengetahui bagaimana keadaan hidup itu.
  101. Artinya: Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya lah kami kembali. Kalimat ini dinamakan kalimat "istirjaa" (pernyataan kembali kepada Allah). Disunnahkan menyebutkannya waktu ditimpa marabahaya baik besar maupun kecil.
  102. Syi'ar-syi'ar Allah: tempat-tempat beribadah kepada Allah.
  103. Allah mengungkapkan dengan perkataan "tidak ada dosa" sebab sebagian shahabat merasa keberatan mengerjakan sa'i di situ, karena tempat itu bekas tempat berhala. Dan di masa jahiliyahpun tempat itu digunakan untuk tempat sa'i. Untuk menghilangkan rasa keberatan itu Allah menurunkan ayat ini.
  104. Allah mensyukuri hamba-Nya: memberi pahala terhadap amal-amal hamba-Nya, memaafkan kesalahannya, menambah ni'mat-Nya dsb.
  105. Mengadakan perbaikan berarti melakukan pekerjaan-pekerjaan yang baik untuk menghilangkan akibat-akibat yang jelek dari kesalahan-kesalahan yang dilakukan.
  106. Yang dimaksud dengan "orang yang zalim" di sini ialah orang-orang yang menyembah selain Allah.
  107. Pada ayat ini orang kafir disamakan dengan binatang yang tidak mengerti arti panggilan penggembalanya.
  108. Haram juga menurut ayat ini daging yang berasal dari sembelihan yang menyebut nama Allah tetapi disebut pula nama selain Allah.
  109. Maksudnya ialah: makanan yang dimakan berasal dari hasil menyembunyikan ayat-ayat yang diturunkan Allah, menyebabkan mereka masuk api neraka.
  110. Maksudnya ialah: Allah tidak berbicara dengan mereka dengan kasih sayang, tapi berbicara dengan kata-kata yang tidak menyenangkan.
  111. Qishash ialah mengambil pembalasan yang sama. Qishash itu tidak dilakukan bila yang membunuh mendapat kema'afan dari ahli waris yang terbunuh yaitu dengan membayar diyat (ganti rugi) yang wajar. Pembayaran diyat diminta dengan baik, umpamanya dengan tidak mendesak yang membunuh, dan yang membunuh hendaklah membayar dengan baik, umpamanya tidak menangguh-nangguhkannya. Bila ahli waris si korban sesudah Allah menjelaskan hukum-hukum ini, membunuh yang bukan si pembunuh, atau membunuh si pembunuh setelah menerima diyat, maka terhadapnya di dunia diambil qishash dan di akhirat dia mendapat siksa yang pedih.
  112. Ma'ruf ialah adil dan baik. Wasiat itu tidak melebihi sepertiga dari seluruh harta orang yang akan meninggal itu. Ayat ini dinasyakhkan dengan ayat mawaris.
  113. Mendamaikan ialah menyuruh orang yang berwasiat berlaku adil dalam mewasiatkan sesuai dengan batas-batas yang ditentukan syara'.
  114. Maksudnya memberi makan lebih dari seorang miskin untuk satu hari.
  115. "I'tikaf" ialah berada dalam mesjid dengan niat mendekatkan diri kepada Allah.
  116. Pada masa jahiliyah, orang-orang yang berihram di waktu haji, mereka memasuki rumah dari belakang bukan dari depan. Hal ini ditanyakan pula oleh para shahabat kepada Rasulullah saw maka diturunkanlah ayat ini.
  117. Fitnah (menimbulkan kekacauan) seperti mengusir shahabat dari kampung halamannya, merampas harta mereka, dan menyakiti atau mengganggu kebebasan mereka beragama.
  118. Kalau umat Islam diserang di bulan Haram, yang sebenarnya di bulan itu tidak boleh berperang, maka diperbolehkan membalas serangan itu di bulan itu juga.
  119. Maksudnya antara lain ialah: bulan Haram (bulan Zulqaidah, Zulhijjah, Muharram dan Rajab), tanah haram (Mekkah) dan Ihram.
  120. Yang dimaksud dengan "korban" di sini ialah menyembelih binatang korban sebagai pengganti pekerjaan wajib haji yang ditinggalkan; atau sebagai denda karena melanggar hal-hal yang terlarang mengerjakannya di dalam ibadah haji.
  121. Mencukur kepala adalah salah satu pekerjaan wajib dalam haji, sebagai tanda selesai ihram.
  122. Ialah bulan Syawal, Zulqaidah, dan Zulhijjah.
  123. "Rafats" artinya mengeluarkan perkataan yang menimbulkan birahi yang tidak senonoh atau bersetubuh.
  124. Maksud bekal taqwa di sini adalah bekal yang cukup agar dapat memelihara diri dari perbuatan hina atau minta-minta selama dalam perjalanan haji.
  125. Ialah bukit Quzah di Muzalifah.
  126. Adalah menjadi kebiasaan orang Arab Jahiliyah setelah menunaikan ibadah haji lalu bermegah-megahan tentang kebesaran nenek moyangnya. Setelah ayat ini turun maka memegah-megahkan nenek moyang itu diganti dengan zikir kepada Allah.
  127. Inilah do'a yang sebaik-baiknya bagi seorang muslim.
  128. Maksud zikir di sini ialah membaca takbir, tasbih, tahmid, talbiyah dsb. Beberapa hari yang berbilang ialah tiga hari sesudah hari raya haji yaitu tanggal 11,12, dan 13 bulan Zulhijjah. Hari-hari ini dinamakan hari-hari tasyriq.
  129. Sebaiknya orang haji meninggalkan Mina pada sore hari terakhir dari hari tasyriq, mereka boleh juga meninggalkan Mina pada sore hari yang kedua.
  130. Ungkapan ini adalah ibarat dari orang-orang yang berusaha menggoncangkan iman orang-orang mu'min dan selalu mengadakan pengacauan.
  131. Naungan awan bersama malaikat biasanya mendatangkan hujan yang artinya rahmat, tetapi rahmat yang diharap-harapkan itu tidaklah datang melainkan azab Allah-lah yang datang.
  132. Yaitu tanda-tanda kebenaran yang dibawa oleh nabi-nabi mereka, yang menunjukkan kepada keesaan Allah, dan kebenaran nabi-nabi yang selalu mereka tolak.
  133. Yang dimaksud dengan "ni'mat Allah" di sini ialah perintah-perintah dan ajaran-ajaran Allah.
  134. Jika kita ikuti pendapat ar-Razy, maka terjemah ayat di atas sbb.: Katakanlah: "Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar, dan (adalah berarti) menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah dan (menghalangi manusia dari) Masjidil Haram. Tetapi mengusir penduduknya dari Masjidilharam (Mekkah) lebih besar lagi (dosanya) di sisi Allah. Pendapat ar-Razy ini mungkin berdasarkan pertimbangan, bahwa mengusir Nabi dan sahabat-sahabatnya dari Masjidilharam sama dengan menumpas agama Islam.
  135. Fitnah di sini artinya penganiayaan dan segala perbuatan yang dimaksudkan untuk menindas Islam dan Muslimin.
  136. Segala minuman yang memabukkan.
  137. Maksudnya jangan menyetubuhi wanita di waktu haidh.
  138. Ialah sesudah mandi. Ada pula yang menafsirkan sesudah berhenti darah keluar.
  139. Maksudnya: melarang bersumpah dengan mempergunakan nama Allah untuk tidak mengerjakan yang baik, seperti: demi Allah, saya tidak akan membantu anak yatim. Tetapi apabila sumpah itu teleh terucapkan, haruslah dilanggar dengan membayar kafarat.
  140. Halim berarti penyantun, tidak segera menyiksa orang yang berbuat dosa.
  141. "Meng-ilaa' isteri maksudnya: bersumpah tidak akan mencampuri isteri. Dengan sumpah ini seorang wanita menderita, karena tidak disetubuhi dan tidak pula diceraikan. Dengan turunnya ayat ini, maka suami setelah 4 bulan harus memilih antara kembali menyetubuhi isterinya lagi dengan membayar kafarat sumpah atau menceraikan.
  142. Quru' dapat diartikan suci atau haidh.
  143. Hal ini disebabkan karena suami bertanggung-jawab terhadap keselamatan dan kesejahteraan rumah tangga (lihat ayat 34 surat an-Nisaa')
  144. Ayat inilah yang menjadi dasar hukum khulu' dan penerimaan 'iwadh. Khulu' yaitu permintaan cerai kepada suami dengan pembayaran yang disebut 'iwadh.
  145. Umpamanya: memaksa mereka minta cerai dengan jalan khulu' atau membiarkan mereka hidup terkatung-katung.
  146. Nikah lagi dengan bekas suami atau dengan laki-laki lain.
  147. Berhias, atau bepergian atau menerima pinangan.
  148. Yang suaminya telah meninggal dan masih dalam iddah.
  149. Wanita yang boleh dipinang secara sindiran ialah wanita yang dalam iddah karena meninggal suaminya, atau karena talak bain, sedang wanita yang dalam 'iddah talak raji'i tidak boleh dipinang walaupun dengan sindiran.
  150. Perkataan sindiran yang baik.
  151. Ialah suami atau wali. Kalau wali yang memaafkan maka suami dibebaskan dari membayar mahar yang seperdua, sedang kalau suami yang memaafkan, maka dia membayar seluruh mahar.
  152. "Shalat wusthaa" ialah shalat yang di tengah-tengah dan yang paling utama. Ada yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan "shalat wusthaa" ialah shalat Ashar. Menurut kebanyakan ahli hadits, ayat ini menekankan agar semua shalat itu dikerjakan dengan sebaik-baiknya.
  153. "Mut'ah" (pemberian) ialah sesuatu yang diberikan suami kepada isteri yang diceraikannya sebagai penghibur, selain nafkah sesuai dengan kemampuannya.
  154. Sebagian ahli tafsir (seperti ath-Thabari dan Ibnu Katsir) mengartikan mati di sini dengan mati yang sebenarnya; sedangkan sebagian ahli tafsir yang lain mengartikan mati semangat.
  155. Maksudnya: mereka diusir dan anak-anak mereka ditawan.
  156. Tabut ialah peti tempat menyimpan Taurat yang membawa ketenangan bagi mereka.
  157. Yang dimaksud di sini ialah kenabian dan kitab Zabur.
  158. Yakni Nabi Muhammad saw.
  159. lihat no. 69
  160. lihat no. 46
  161. "Kursi" pada ayat ini oleh sebagian mufassirin diartikan dengan ilmu Allah dan ada pula yang mengartikan dengan kekuasaan-Nya.
  162. "Thaghut" ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain dari Allah swt.
  163. Yaitu Namrudz raja Babilonia.
  164. Maksud raja Namrudz dengan "menghidupkan" ialah membiarkan hidup, dan yang dimaksudnya dengan "mematikan" ialah membunuh. Perkataannya itu untuk mengejek Nabi Ibrahim as.
  165. Pendapat diatas adalah menurut ath-Thabari dan Ibnu Katsir, sedang menurut Abu Muslim al-Ashfahani pengertian ayat di atas bahwa Allah memberi penjelasan kepada Nabi Ibrahim as. tentang cara Dia menghidupkan orang-orang yang mati. Disuruh Nabi Ibrahim as. mengambil empat ekor burung lalu memeliharanya dan menjinakkannya hingga burung itu dapat datang seketika, bilamana dipanggil. Kemudian burung-burung yang sudah pandai itu, diletakkan diatas tiap-tiap bukit seekor, lalu burung-burung itu dipanggil dengan satu tepukan/seruan, niscaya burung-burung itu akan datang dengan segera, walaupun tempatnya terpisah-pisah dan berjauhan. Maka demikian pula Allah menghidupkan orang-orang yang mati yang tersebar di mana-mana, dengan satu kalimat cipta "hiduplah kamu semua" pastilah mereka itu hidup kembali. Jadi menurut Abu Muslim sighat amr (bentuk kata perintah) pada ayat ini, pengertiannya khabar (bentuk berita) sebagai cara penjelasan. Pendapat beliau ini dianut pula ar-Razy dan Rasyid Ridha.
  166. Pengertian menafkahkan "harta di jalan Allah" meliputi belanja untuk kepentingan jihad, pembangunan perguruan, rumah sakit, usaha penyelidikan ilmiyah dll.
  167. "Perkataan yang baik" maksudnya dengan cara yang baik, dan maksud "pemberian ma'af" ialah memaafkan tingkah laku yang kurang sopan dari si peminta.
  168. Mereka ini tidak mendapat manfaat di dunia dari usaha-usaha mereka dan tidak pula mendapat pahala di akhirat.
  169. Inilah perumpamaan orang yang menafkahkan harta karena riya, membangga-banggakan tentang pemberiannya pada orang lain dan menyakiti hati orang.
  170. Balasan yang lebih baik dari apa yang dikerjakan sewaktu di dunia.
  171. "Nazar" ialah janji untuk melakukan suatu kebaktian terhadap Allah swt untuk mendekatkan diri kepada-Nya baik dengan syarat ataupun tidak.
  172. Menampakkan sedekah dengan tujuan supaya dicontoh oleh orang lain.
  173. Menyembunyikan sedekah itu lebih baik dari menampakkannya, karena menampakkan itu dapat menimbulkan riya pada diri si pemberi dan dapat pula menyakitkan hati orang yang diberi.
  174. Riba itu ada dua macam: nasiah dan fadhl. Riba nasiah ialah pembayaran lebih yang disyaratkan oleh orang yang meminjamkan. Riba fadhl ialah penukaran suatu barang dengan barang yang sejenis, tetapi lebih banyak jumlahnya karena orang yang menukarkan mensyaratkan demikian, seperti penukaran emas dengan emas, padi dengan padi dsb. Riba yang dimaksud pada ayat ini riba nasiah yang berlipat ganda dan umum terjadi dalam masyarakat arab Jahiliyah.
  175. Maksudnya: orang yang mengambil riba tidak tenteram jiwanya seperti orang kemasukan syaitan.
  176. Riba yang sudah diambil (dipungut) sebelum turun ayat ini, boleh tidak dikembalikan.
  177. Yang dimaksud dengan "memusnahkan riba" ialah memusnahkan harta itu atau meniadakan berkahnya. Dan yang dimaksud menyuburkan sedekah ialah memperkembang harta yang telah dikeluarkan sedekahnya atau melipat gandakan berkahnya.
  178. Maksudnya: ialah orang-orang yang menghalalkan riba dan tetap melakukannya.
  179. "Bermu'amalah" ialah seperti berjual beli, berhutang pihutang, atau sewa menyewa dlsb.
  180. Barang tanggungan (borg) itu diadakan bila satu sama lain tidak percaya mempercayai.
  181. Maksudnya Allah mengatur langit dan bumi serta isinya.
  182. Al-Furqaan ialah kitab yang membedakan antara yang benar dan yang salah.
  183. "Ayat-ayat muhkamat" ialah ayat-ayat yang terang dan tegas maksudnya, dapat dipahami dengan mudah.
  184. Termasuk dalam pengertian "ayat-ayat mutasyabihat": ayat-ayat yang mengandung beberapa pengertian dan tidak dapat ditentukan arti mana yang dimaksud kecuali setelah diselidiki secara mendalam; atau ayat-ayat yang pengertiannya hanya Allah yang mengetahui seperti ayat-ayat yang berhubungan dengan yang ghaib-ghaib misalnya ayat-ayat yang mengenai hari kiamat, surga, neraka dll.
  185. Pertemuan dua golongan itu - antara kaum muslimin dengan kaum musyrikin, terjadi dalam perang Badar. Badar nama suatu tempat yang terletak antara Mekkah dan Madinah di mana terdapat mata air.
  186. Yang dimaksud dengan "binatang ternak" di sini adalah binatang-binatang yang termasuk jenis unta, lembu, kambing, dan biri-biri.
  187. "Sahur" waktu sebelum fajar menyinsing mendekati subuh.
  188. Ayat ini untuk menjelaskan martabat orang-orang yang berilmu.
  189. Maksudnya ialah kitab-kitab yang diturunkan sebelum al-Qur'an.
  190. "Ummi" artinya orang yang tidak tahu tulis baca. Menurut sebagian ahli tafsir yang dimaksud dengan "ummi" ialah orang musyrik Arab yang tidak tahu tulis baca. Menurut sebagian yang lain ialah orang-orang yang tidak diberi al-Kitab.
  191. Sebagian mufassirin memberikan misal untuk ayat ini dengan mengeluarkan anak ayam dari telur, dan telur dari ayam. Dan dapat juga diartikan bahwa pergiliran kekuasaan di antara bangsa-bangsa dan timbul tenggelamnya sesuatu umat adalah menurut hukum Allah.
  192. Wali jamaknya Auliyaa: berarti teman yang akrab, juga berarti pemimpin, pelindung atau penolong.
  193. Maksudnya: membenarkan kedatangan seorang nabi yang diciptakan dengan kalimat "kun" (jadilah) tanpa bapak yaitu nabi Isa as.
  194. Bersembahyanglah dengan berjama'ah.
  195. ref="fnt_001.htm#0193">lihat no. 193
  196. "Al-Kitab" di sini ada yang menafsirkan dengan pelajaran menulis, dan ada pula yang menafsirkannya dengan kitab-kitab yang diturunkan Allah sebelumnya selain Taurat dan Injil.
  197. "Mubahalah" ialah masing-masing pihak di antara orang yang berbeda pendapat mendo'a kepada Allah dengan sungguh-sungguh, agar Allah menjatuhkan la'nat kepada pihak yang berdusta. Nabi mengajak utusan Nasrani Najran bermubahalah tetapi mereka tidak berani dan ini menjadi bukti kebenaran Nabi Muhammad saw.
  198. Orang Yahudi dan Nasrani masing-masing menganggap Ibrahim as. itu dari golongannya. Lalu Allah membantah mereka dengan alasan bahwa Ibrahim as. itu datang sebelum mereka.
  199. Yakni tentang Nabi Musa as, Isa as, dan Muhammad saw.
  200. Yakni tentang hal Ibrahim as.